Selasa, 08 November 2011

Misteri Kehidupan dibalik Kematian



  DIMANA TEMPAT ORANG SETELAH MATI?

Sebuah pertanyaan yang seringkali muncul dalam benak kita. Pertanyaan ini muncul begitu saja karena sebagai manusia, kita memiliki rasa ingin tahu yang besar. Kematian buat sebagian besar orang, adalah peristiwa yang menakutkan, namun tidak bisa dihindari bahwa semua orang pasti akan mengalaminya. Ketakutan orang terhadap kematian kebanyakan disebabkan oleh tidak ingin berpisah dengan orang yang kita kasihi; tidak tahu apa yang akan terjadi setelah kita meninggal.
Salah satu pertanyaan teologis yang menjadi polemik ketika kita bicara tentang keadaan setelah orang meninggal adalah masalah apakah ada tempat perhentian. Sebab di satu sisi ketika kita melihat jenazah, kita akan berkata, “dia telah kembali ke rumah Bapa di sorga.” Sementara itu kita ingat akan pemahaman iman Kristen bahwa akan ada hari penghakiman pada saat kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali. Hal ini membuat kita bertanya kritis, “apakah orang yang telah di rumah Bapa itu akan turun lagi untuk dihakimi? Atau benarkah orang yang meninggal langsung menuju sorga?”


A. Keadaan orang yang mati sebelum Tuhan Yesus disalibkan
  1. Orang yang mati dalam Tuhan (seperti Lazarus ) pada waktu mati tubuhnya kembali jadi tanah, sedangkan jiwanya dibawa oleh para malaikat ke pangkuan Abraham yaitu tempat bahagia orang saleh ( Bdk. Luk 16 : 20-22). Inilah kepastian keselamatan kekal.
  2. Orang yang mati dalam dosa (seperti orang kaya itu), waktu mati tubuhnya kembali jadi tanah juga dan jiwanya dibuang kedalam alam maut, yaitu tempat penderitaan dan siksaan bagi orang fasik ( Luk 16:23-25), tempat tahanan sementara, belum neraka. Neraka adalah bagian akhir dari dunia kegelapan, yaitu tempat untuk menghukum orang fasik/orang berdosa sesudah pengadilan arasy putih yaitu Tahta Putih ( Bdk Why 20:11-14). Pada waktu Tuhan Yesus datang kembali (hari kiamat) barulah orang-orang fasik ini dibawa kedepan pengadilan Allah diadili lalu dibuang ke neraka ( Why 20:14). Inilah kematian kedua, kematian kekal selama-lamanya.
  3. Orang yang sudah mati saling mengenal satu sama yang lain dengan baik dan jelas sekali ( Bdk Luk 16:23-31). Orang kaya yang menderita di alam maut itu mengenal Abraham denga jelas sekali. Juga Abraham yang ada di tempat bahagia mengenal orang kaya itu dengan sangat jelas. Kalau orang dari alam maut mengenal mereka yang ditempat bahagia, pastilah mereka yang berada di tempat bahagia, pastilah mereka yang berada di tempat bahagia sangat mengenal satu dengan yang lainnya.
  4. Antara orang yang ditempat bahagia (pangkuan Abraham) dan alam maut ada jurang yang tidak bisa diseberangi, sehingga orang dari tempat bahagia tidak bisa ke alam maut dan orang dari alam maut, tempat sengsara tidak bisa lagi pergi ke tempat bahagia ( Luk 16:26). Itu berarti dalam dunia orang mati tidak ada perpindahan tempat. Semua usaha untuk mendoakan dan memindahkan orang dari alam maut ke tempat bahagia adalah usaha yang kosong dan sia-sia dan tidak sesuai dengan apa yang disaksikan oleh Alkitab. Ini adalah kesesatan besar.
  5. Orang yang sudah mati, hanya tubuhnya yang hancur dan tidak berfungsi lagi, tapi jiwanya ada dalam keadaan sadar sepenuhnya sehingga bisa merasakan siksaan ( Luk 16:23), bisa melihat ( Luk 16:23), bisa berseru ( Luk 16:24), bisa memohon ( Luk 16:27), dan bisa berargumentasi (Luk 16:29-31). Orang mati dalam keadaan sadar sepenuh-penuhnya.
  6. Orang yang sudah mati yang masuk alam maut menyadari pentingnya peringatan untuk bertobat, tapi sayang sekali sudah terlambat ( Luk 16:27-28)
  7. Ternyata orang yang sudah mati dalam dosa tidak bisa ketempat orang hidup di bumi. Orang kaya itu tidak bisa ke rumah keluarganya, itu sebabnya dia minta tolong Abraham untuk mengirim Lazarus ke sana ( Luk 16 : 27-28). Kalau orang kaya itu bisa kerumahnya, dia tidak perlu berseru minta tolong kepada Abraham. Ternyata dia tidak bisa ke dunia orang hidup.
  8. Orang yang mati dalam Tuhan, juga tidak bisa ketempat orang hidup di bumi. Abraham tidak mengabulkan permintaan orang kaya itu mengirim Lazarus ke rumah keluarga orang kaya itu ( Luk 16:27-31)
B. Tempat Dan Keadaan orang Mati Sebelum Kedatangan Tuhan Yesus Yang Kedua      Kalinya
            Dalam periode ini yaitu dalam jaman anugerah, kalau seorang mati, maka tubuhnya hancur jadi tanah kembali. Jiwa orang benar (orang beriman) yang mati di dalam Tuhan langsung masuk sorga rumah Bapa ( Bdk Flp 1:21-23, 2 Kor 5:6-8 ) sedangkan jiwa orang fasik (berdosa) masuk dalam alam maut tempat siksaan dan penderitaan menunggu hari pengadilan besar ( Bdk Why 20:11-15).
 C. Tempat Dan Keadaan Orang mati Pada Waktu Tuhan Yesus datang Kedua Kalinya ( Hari Kiamat)
            Orang-orang benar yang sudah meninggal dunia di dalam Tuhan , jiwanya berada bersama Tuhan di sorga dan diberikan tubuh kebangkitan, tubuh kemuliaan, tubuh sorgawi. Tetapi jiwa orang-orang fasik yang ada di alam maut akan dibangkitkan yaitu pada hari kiamat untuk menghadap pengadilan Allah, dan setelah diadili lalu dibuang ke Neraka yang kekal yaitu lautan api dan belerang tempat iblis dan malaikat-malaikatnya, nabi palsu, anti-Kristus dan pengikut-pengikutnya. 
            Dan disanalah kematian yang kedua yaitu kematian kekal selama-lamanya di Neraka. 
            ( Bdk. Mat 25:41, Why 21:8, Why 20 : 11-15) )




Dengan jelas Alkitab menyatakan tentang orang mati,
Dan keadaan mereka kembali ke asalnya.


Apakah kematian itu? 
Jika Allah tidak mengatakan kepada kita, kita tidak pernah akan mengetahuinya. 
Marilah kita analisa jawaban Allah.......
Tiga ribu limaratus tahun yang lampau seorang yang taat kepada Allah, tinggal ditanah Uz, Arab dahulu kala, menyadari bahwa pohon dapat ditumbangkan, tetapi kini akar yang tua itu dapat tumbuh kembali. 
Tetapi apabila manusia mati, tanyakanlah kepada Ayub, "Dimanakah ia? (Ayub 14:7-10).


Dimanakah Orang Mati tersebut pergi ?

1.  Apa yang terjadi saat seorang manusia mati ?
 "Dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya." Pengkhotbah 12:7. 
Catatan: 
Roh yang kembali kepada Allah adalah "Nafas hidup yang diberikan Allah kepada manusia." Ayub 27 : 3 ("selama nafasku masih ada padaku, dan roh Allah masih di dalam lubang hidungku). Dengan demikian nafas hidup manusia adalah merupakan satu-satunya dasar kehidupan, kalau dicabut berarti tubuh manusia itu kembali kepada debu tanah. Jantung tidak dapat lagi berdenyut. Otak tidak lagi berfungsi. Darah tidak dapat lagi mengalir.  Daud berkata: "Apabila Engkau mengirim RohMu, mereka tercipta...... Apabila Engkau mengambil roh mereka, mereka mati binasa dan kembali menjdadi debu." Mazmur 104 : 30 bagian akhir.
 
 
2. Apa roh manusia yang telah mati dengan sadar kembali kepada Allah?

Tidak. Teks Ibrani maupun Yunani (ruakh dan pneuma) tidaklah menunjuk kepada adanya wujud berakal yang memiliki kesadaran terpisah dari tubuh.  Justru sebaliknya, istilah-istilah ini digunakan untuk menyatakan "nafas" -- percikan kehidupan yang essensial bagi eksistensi kehidupan individual. Pernyataan Salomo bahwa roh (ruakh) kembali kepada Allah yang memberikannya menunjukkan bahwa apa yang kembali kepada Allah ialah sekadar prinsip kehidupan yang telah diberikan-Nya.
 
 
3. Apa yang terjadi dengan kesadaran berfikir manusia? 
Telah tiada. "Apabila nyawanya melayang, ia kembali ke tanah; pada hari itu juga lenyaplah maksud-maksudnya." Mazmur 146 : 4. "Karena orang-orang yang hidup tahu bahwa mereka akan mati, tetapi orang yang sudah mati tidak tahu apa-apa." Pengkhotbah 9 : 5 bagian pertama. "Karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi." Pengkotbah 9 : 10.


4. Bagaimana emosi /perasaan dari orang yang telah mati ?
"Baik kasih mereka, maupun kebencian dan kecemburuan mereka sudah lama hilang" Pengkotbah 9 : 6
 
 
5. Bisakah  orang mati memuliakan Tuhan?
Orang-orang yang telah mati tidak dapat memuliakan Tuhan, atau mereka yang telah turun ketempat yang sunyi kedua-duanya tak dapat memuliakan Tuhan." Mazmur 115 : 17. Baca Mazmur 6 : 6 dan  88 : 11-13, Yesaya 38: 18, 19.
 
   
6. Dimana tempat tinggal orang mati tersebut?
Menurut Perjanjian Lama, tempat tinggal orang yang mati ialah sheol (Ibrani), dalam Perjanjian Baru disebut hades (Yunani). Keduanya di dalam Alkitab paling sering digunakan untuk pengertian kubur. Ayub 17:13 menyatakan bahwa dunia orang mati adalah rumah dan tempat tidur pada waktu kematian (dengan demikian dunia orang mati tak lain adalah kuburan). Ayat-ayat lain
Catatan :
Semua orang mati baik orang benar maupun jahat masuk ke dalam tempat ini (Mazmur 89 : 49). Pada waktu Yakub mati (Kej 37 : 35), juga ketika bumi menelan Korah yang jahat dan rombongannya (Bil 16 : 30). Ketika Kristus mati, Ia dimasukkan ke dalam kubur (hades), waktu kebangkitan JiwaNya meninggalkan hades (Kisah 2 : 27, 31 atau sheol, Maz 16:10). Daud bersyukur bahwa jiwanya telah diselamatkan "dari dunia orang mati (sheol)" Maz 30 : 3.

7. Bagaimana keadaan manusia saat berada dalam kubur ? 
"Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berduka cita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan." I Tesalonika 4:13.  

Catatan: 
Baca Yohanes 11: 11 - 14 sehubungan dengan kematian Lazarus. Yesus menggunakan istilah-istilah "tidur" dan "mati" yang tak dapat dipertukarkan. Selama kematiaannya (4 hari) ia tidak bisa pergi ke surga, neraka, atau ke api penyucian. Apabila Yesus membangkitkan dia kepada kehidupan ia tidak memanggil dia dari Neraka atau Turun dari Sorga. Dengan sederhana Ia berkata, "Lazarus, keluarlah." Yohanes 11: 43, bagian akhir.
 

8. Kemana Ayub berharap pergi ketika ia mati ? 
"Seperti air menguap dari dalam tasik, dan sungai surut dan menjadi kering, demikian juga dengan manusia berbaring dan tidak bangkit lagi, sampai langit hilang lenyap, mereka tidak terjaga, dan tidak banungun dari tidurnya. Ah, kiranya Engkau menyembunyikan aku di dalam dunia orang mati, melindungi aku, sampai murkaMu surut; dan menempatkan waktu bagiku, kemudian mengingat aku pula!" Ayub 14:11-13.
Catatan: Ayub mengharapkan hidup kembali bilamana kebangkitan akan terjadi. (Ayub 14 : 14, 15). Dan ia berharap untuk memandang Allah dengan tubuhnya. Baca Ayub 19:23-27. Kebangkitan merupakan satu-satunya pengharapan manusia untuk terlepas dari kuburan. (I Korintus 15:16-22).
 
 
9.  Apa yang terjadi dengan orang mati saat  bunyi suaraNYA memanggil mereka? 
"Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba bahwa semua orang yang didalam kuburan akan mendengar suaranya, dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum." Yohanes 5 : 28-29. 
Catatan: Ayub mengetahui bahwa ia akan menanti panggilan dari pemberi hidup itu dari dalam kubur. Baca Ayub 17:13.

10. Jika orang yang meninggal dapat langsung masuk surga (bagi orang percaya) dan langsung masuk neraka (bagi orang tidak percaya,  maka ini akan bertentangan dengan bagian-bagian Alkitab yang mana saja?
 
~ Yohanes 5: 28-29 (ayat butir 9)
Manusia harus  bangkit dulu untuk menerima hidup kekal ataupun hukuman, hal ini tidak dapat diwakili oleh "roh"nya saja. Andaikan begitu manusia tidak perlu dibangkitkan dan Tuhan Yesus tidak perlu datang menjemput umatNya.
 
~ I Korintus 15 : 17 - 18  "Jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu. Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus" (Baca mulai ayat 12 - 23)
Bila orang benar dapat langsung ke surga bila meninggal (Tradisi mempercayai bahwa mereka yang menginggal sebelum Kristus bangkit, dibawa ke pangkuan Abraham) maka tidaklah sia-sia kepercayaan kita dan tidak lah binasa mereka yang percaya padaNya, meskipun Kristus tidak bangkit di kemudian hari.
 
~ Manusia belum  menerima upahnya sebelum Kristus datang kembali.
Matius 16: 27 "Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya."
Matius 25 : 31 - 46  "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, ....Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal."
Wahyu 22 : 12  "Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya."
 
 
11. Apakah  Kristus pergi kepada BapaNya ketika hari kematianNya?
Tidak, karena setelah tiga hari kemudian dari hari kebangkitanNya Yesus berkata kepada Maria, "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi kepada saudara-saudaraKu dan katakanlah kepada mereka bahwa sekarang Aku akan pergi kepada BapaKu dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada BapaKu dan Bapamu." Yohanes 20:17.
 
 
12. Benarkah pencuri yang bertobat di sebelah salib Yesus langsung masuk surga?
Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus." Lukas 23:43 (Firdaus sama dengan surga  II Kor 12:4, Wahyu 2:7).
Kalau menurut terjemahan di atas, tentulah Kristus segera masuk ke surga pada hari Jumat itu menghadap hadirat Tuhan, bersama dengan pencuri itu. Namun ternyata tidak demikian (lihat butir 11 di atas).
Naskah Alkitab dahulu tidak mengenal tanda koma maupun jarak antar kata. Dengan ditambahkannya tanda-tanda baca maka muncullah perbedaan yang cukup berarti atas makna nas itu. Para penerjemah Alkitab menggunakan akal pertimbangan yang terbaik dengan menaruh tanda baca, akan tetapi karya itu tentu saja bukanlah diilhamkan. Ayat ini tidak akan bertentangan dengan ayat-ayat lainnya tentang kematian di dalam Alkitab, bila tanda koma diletakkan sesudah kata "hari ini", sehingga bunyinya : "Aku berkata kepadamu sesungguhnya hari ini juga (maksudnya : hari ketika Aku mati, ketika Aku masih tergantung dan kelihatan tak berdaya), engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus" - Ini adalah suatu janji yang akan digenapi menyusul kebangkitan orang benar pada waktu kedatangaNya yang kedua kali.
 
Catatan : Pencuri yang beriman itu berkata "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." Luk 23:42. Jawaban Yesus di ayat 43, bukanlah mengoreksi perkataan dari Pencuri tsb. Tapi justru menguatkan, bahwa 'Ya' Tuhan Yesus akan mengingatnya ketika Dia datang sebagai Raja dan Pencuri itu akan bersama-sama Tuhan di Firdaus.
 
 
13. Apa yang Yesus ajarkan tentang saatnya orang masuk firdaus sebagai pahala?
Kurang dari dua puluh empat jam sebelum janji ini kepada penjahat dikayu salib, Yesus memberikan kepada murid-muridNya janji yang tertulis dalam Yohanes 14:1-3. la membicarakan tentang istana dalam rumah Bapa ketika la datang untuk menjemput mereka sebagai milikNya. Baca Matius 16:27; 25:31, 34.
 
 
Dalam pemahaman orang Yahudi dan ini nyata dalam Alkitab PL, mereka mengenal satu tempat bagi orang-orang yang sudah meninggal, yang disebut dunia orang mati (Ibrani: sye’ol – har: dunia bawah). Dunia orang mati digambarkan sebagai tempat yang mengerikan; selain tidak ada kehidupan dan keterpisahan dengan orang yang hidup, dunia ini diperuntukkan bagi orang-orang fasik dan berdosa (Bdk. Bil. 16:33; Maz. 9: 18). Namun dunia orang mati ini tidak bisa dihindari oleh setiap orang yang meninggal (Bdk. 2 Sam. 22: 6; Maz. 139: 8). Dunia orang mati adalah tempat yang suram dan ingin dihindari. Gambaran dunia orang mati dalam Alkitab PB tidak jauh berbeda dengan PL. Orang-orang yang telah meninggal akan masuk dalam kerajaan maut (Yunani: hadesy); (Bdk. Kisah 2: 27; Wah. 20: 13-14). Bahkan ada satu istilah Yunani yang ingin menggambarkan gelapnya dunia orang mati itu yaitu abysos (tempat yang tidak terduga dalamnya). Pertanyaannya sekarang adalah mengapa dunia orang mati/kerajaan maut digambarkan begitu mengerikan dan suram; dan kalau bisa dihindarkan? Karena tradisi Yahudi memahami dunia ini terdiri dari tiga bagian: dunia atas di mana Allah yang berkuasa; dunia tengah dimana manusia yang menguasainya; dan dunia bawah yang dikuasai oleh iblis. Pemahaman inilah yang kemudian mempengaruhi pandangan tentang dunia orang mati sebagai tempat iblis dan maut berkuasa (Bdk. Wah. 20: 13 kata maut dan kerajaan maut digandengkan). Satu hal yang dapat kita simpulkan dalam pandangan PL dan PB ini adalah setelah manusia meninggal, siapapun juga orangnya, akan masuk dunia orang mati/kerajaan maut.
.

Kesimpulan :
  • Alkitab menyaksikan bahwa roh dan jiwa orang benar yang mati di dalam Tuhan yang namanya tertulis di dalam buku kitab kehidupan Anak Domba Allah (Tuhan Yesus Kristus) ada bersama Tuhan di tempat yang bahagia, sorga mulia, rumah Bapa yang penuh damai sejahtera.
  • Tetapi sebaliknya Alkitab juga menyaksikan bahwa roh dan jiwa orang fasik (orang berdosa) yang namanya tidak tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba Allah (Tuhan Yesus Kristus) akan berada di tempat penderitaan dan siksaan kekal di Neraka dan terpisah dari kekuatan dan kemuliaan Allah selama-lamanya.


BOLEHKAH BERHUBUNGAN DENGAN ROH ORANG MATI?

Secara jelas Alkitab baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru melarang praktek spiritisme yaitu berhubungan dengan arwah/roh orang mati,  
Sudah jelas kita melihat bahwa baik Alkitab Perjanjian Lama maupun Baru melarang orang berhubungan dengan arwah/roh orang mati.


Jadi kalau misalnya ada orang yang bertemu dengan engkongnya dan memintanya melakukan sesuatu supaya engkongnya bisa mati dengan tenang, ingat itu bukan roh engkongnya, tetapi roh setan yang menyamar menjadi roh orang mati. 
Ingatlah, itu sebenarnya bukan roh orang mati. Tetapi roh setan yang menyamar menjadi roh orang mati untuk menjebak mereka yang masuk ke alam gaib. 
Itu yang disebut dengan tipuan alam maya.....!!!

Pada waktu seseorang mati, kalau dia percaya Yesus, detik itu juga dia ada di Firdaus. Menunggu hari pembagian mahkota. Tapi kalau orang yang tidak percaya mati dibawa ke suatu tempat, namanya dunia orang mati. Bagian dari neraka, menunggu hari penghakiman.

Dalam konteks Perjanjian Lama, 'arwah' adalah sebutan untuk roh-roh yang berada di alam maut, tapi juga dimaksudkan dengan roh orang mati.
Dalam Ulangan 18:11, 'bertanya kepada arwah' dibedakan dengan 'minta petunjuk orang-orang mati'.
 
Seperti yang diungkapkan Verkuyl, banyak dukun pemanggil arwah yang bertobat menjadi Kristen mengaku bahwa sebenarnya bukan roh orang mati yang muncul tetapi tipu muslihat roh atau dukun, dan tepatlah apa yang diucapkan oleh Verkuyl:  

Ingin kami kemukakan lagi ialah betapa uraian-uraian dalam buku-buku Neo-spiritist itu tentang kehidupan sesudah mati, tak ubahnya seperti obrolan tukang-tukang beca saja.
'Pemberitaan-pemberitaan oleh arwah orang-orang mati' itu, sebagaimana diteruskan oleh para medium, sering demikian dangkal dan sepi nilai, sehingga kita terheran-heran mengapa masih ada lagi orang-orang yang mau mendengar kepada omong kosong  seperti itu. 
 (Verkuyl, Spiritisme dalam 'Gereja dan Aliran Modern., h.75-76). 

Dimensi maya di Alkitab disebut dengan istilah “benteng-benteng kegelapan” atau "Dunia Roh Teritorial " 
Memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang secara duniawi, karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng. II Korintus 10:3-4

Perjuangan kita bukan melawan darah dan daging dan bukan menggunakan cara-cara duniawi seperti memaksa, mengancam, membakar atau merusak. Tidak! Kita berjuang dengan kuasa Tuhan untuk meruntuhkan benteng-benteng Iblis yang menawan hati manusia sehingga tidak mau bertobat.
  
 Arti benteng-benteng kegelapan di sini sebenarnya berbicara tentang alam gaib. 

Kalau alam nyata adalah bumi yang kita diami, maka alam gaib itu adalah alam roh


Berdoalah! : 
"Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. 
Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus"
( II Korintus 10:5 )


* Karena rasa penasaran yang sangat tinggi, membuat saya mencari tahu seperti apa sesungguhnya......."kehidupan setelah kematian"  
Dalam berbagai Versi Agama.......
Selain itu untuk menjadi bahan pertimbangan dan perbandingan pembaca....
Semua berasal dari referensi yang bersangkutan, jadi bukan hasil rekayasa saya.

   
DUNIA ORANG MATI VERSI AL-QURAN

1.Alam Barzakh
Para salaf bersepakat tentang kebenaran adzab dan nikmat yang Ada di alam kubur [barzakh] . Nikmat tersebut merupakan nikmat yang hakiki, begitu pula adzabnya, bukan sekedar bayangan atau perasaan sebagaimana diklaim oleh kebanyakan ahli bid’ah. Pertanyaan [fitnah] kubur itu berlaku terhadap ruh Dan jasad manusia baik orang mukmin maupun kafir. Dalam sebuah hadits shahih disebutkan Rasulullah SAW selalu berlindung kepada Allah SWT dari siksa kubur. Rasulullah SAW menyebutkan sebagian dari pelaku maksiat yang akan mendapatkan adzab kubur, diantaranya mereka yang;
>> Suka mengadu domba
>> Suka berbuat ghulul
>> Berbuat kebohongan
>> Membaca Al Qur’an tetapi tidak melaksanakan apa yang diperintahkan dan yang dilarang dalam Al’Qur’an
>> Melakukan zina
>> Memakan riba
>> Belum membayar hutang setelah mati [orang yang berhutang akan tertahan tidak masuk surga karena hutangnya]
>> Tidak bersuci setelah buang air kecil, sehingga masih bernajis
Adapun yang dapat menyelamatkan seseorang dari siksa kubur adalah Shalat wajib, shaum, zakat, dan perbuatan baik berupa kejujuran, menyambung silaturahim, segala perbuatan yang ma’ruf dan berbuat baik kepada manusia , juga berlindung kepada Allah SWT dari adzab kubur.
2. Peniupan Sangkakala
Sangkakala adalah terompet yang ditiup oleh malaikat Israfil yang menunggu kapan diperintahkan Allah SWT. Tiupan yang pertama akan mengejutkan manusia dan membinasakan mereka dengan kehendak Allah SWT, seperti dijelaskan pada Al Qur’an : “Dan ditiuplah sangkakala maka matilah semua yang di langit Dan di bumi, kecuali apa yang dikehendaki oleh Allah SWT.”
[QS. Az Zumar : 68]
Tiupan ini akan mengguncang seluruh alam dengan guncangan yang keras dan hebat sehingga merusak seluruh susunan alam yang sempurna ini. Ia akan membuat gunung menjadi rata, bintang bertabrakan, matahari akan digulung, lalu hilanglah cahaya seluruh benda-benda di alam semesta. Setelah itu keadaan alam semesta kembali seperti awal penciptaannya.
Allah SWT menggambarkan kedahsyatan saat kehancuran tersebut sebagaimana firman-Nya :
”Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan Hari Kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar [dahsyat]. [Ingatlah] pada Hari [ketika] kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi adzab Allah itu sangat keras”.
[QS.Al Hajj : 1-2]
Sedangkan pada tiupan sangkakala yang kedua adalah tiupan untuk membangkitkan seluruh manusia :
“Dan tiupan sangkakala [kedua], maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya [menuju] kepada Rabb mereka.”
[QS. Yaa Siin : 51]
Rasulullah SAW bersabda;
“Kemudian ditiuplah sangkakala, dimana tidak seorangpun tersisa kecuali semuanya akan dibinasakan. Lalu Allah SWT menurunkan hujan seperti embun atau bayang-bayang, lalu tumbuhlah jasad manusia. Kemudian sangkakala yang kedua ditiup kembali, dan manusia pun bermunculan [bangkit] dan berdiri”.
[HR. Muslim]
3. Hari Berbangkit
“Pada Hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakannya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan [mencatat] perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan Segala Sesuatu.”
[QS. Al Mujadilah : 6]
4.Padang Mahsyar
“[Yaitu] pada Hari [ketika] bumi diganti dengan bumi yang lain dan [demikian pula] langit dan mereka semuanya di padang Mahsyar berkumpul menghadap ke hadirat Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.”
[QS. Ibrahim : 48]
Hasr adalah pengumpulan seluruh mahluk pada Hari kiamat untuk dihisap dan diambil keputusannaya. Lamanya di Padang Mahsyar adalah satu Hari yang berbanding 50.000 tahun di dunia.
Allah berfirman: “Malaikat-malaikat Dan Jibril naik [menghadap] kepada Rabb dalam sehari yang kadarnya 50.000 tahun.”
[QS. Al Maarij : 4]
Karena amat lamanya Hari itu, manusia merasa hidup mereka di dunia ini hanya seperti satu jam saja. Dan [ingatlah] akan Hari [yang di waktu itu] Allah mengumpulkan mereka, [mereka merasa di Hari itu] seakan-akan mereka tidak pernah berdiam [di dunia] kecuali hanya sesaat saja di siang Hari.
[QS.Yunus : 45]
“Dan pada Hari terjadinya kiamat, bersumpahlah orang-orang yang berdosa, bahwa mereka tidak berdiam [dalam kubur] melainkan sesaat saja”
[QS. ArRuum : 55]
Adapun orang yang beriman merasakan lama pada Hari itu seperti waktu antara dhuhur Dan ashar saja.Subhanallah… Keadaan orang kafir saat itu sebagaimana firman-Nya;
”Orang kafir ingin seandainya IA dapat menebus dirinya dari adzab Hari itu dengan anak-anaknya, dengan istri serta saudaranya, Dan kaum familinya yang melindunginya ketika di dunia, Dan orang-orang di atas bumi seluruhnya, kemudian (mengharapkan) tebusan itu dapat menyelamatkannya”.
[QS.AlMa’arij : 11-14]
5. Syafa’at
Syafaat ini khusus hanya untuk umat Muslim, dengan syarat tidak berbuat syirik besar yang menyebabkan kepada kekafiran. Adapun bagi orang musyrik, kafir Dan munafik, maka tidak Ada syafaat bagi mereka. Syafaat ini diberikan Rasulullah SAW kepada umat Muslim [dengan izin dari Allah SWT].
6. Hisab
Pada tahap [fase] ini, Allah SWT menunjukkan amal-amal yang mereka perbuat dan ucapan yang mereka lontarkan, serta segala yang terjadi dalam kehidupan dunia baik berupa keimanan, keistiqomahan atau kekafiran. Setiap manusia berlutut di atas lutut mereka.
“Dan kamu lihat tiap-tiap umat dipanggil untuk [melihat] buku catatan amalnya . Pada hari itu kamu diberi balasan terhadap apa yang kamu kerjakan.”
[QS. Al Jatsiah : 28]
Umat yang pertama kali dihisab adalah umat Muhammad SAW, kita umat yang terakhir tapi yang pertama dihisab. Yang pertama kali dihisab dari hak-hak Allah pada seorang hamba adalah Shalatnya, sedang yang pertama kali diadili diantara manusia adalah urusan darah.
Allah SWT mengatakan kepada orang kafir :
“Dan kamu tidak melakukan suatu pekerjaan melainkan Kami menjadi saksi atasmu diwaktu kamu melakukannya”.
[QS. Yunus : 61]
Seluruh anggota badan juga akan menjadi saksi.
Allah bertanya kepada hamba-Nya tentang apa yang telah ia kerjakan di dunia :
“Maka demi Rabbmu, kami pasti akan menanyai mereka semua tentang apa yang akan mereke kerjakan dahulu”.
[Al Hijr : 92-93]
Seorang hamba akan ditanya tentang hal : umurnya, masa mudanya, hartanya dan amalnya dan akan ditanya tentang nikmat yang ia nikmati.
7. Pembagian catatan amal
Pada detik-detik terakhir hari perhitungan , setiap hamba akan diberi kitab [amal] nya yang mencakup lembaran-lembaran yang lengkap tentang amalan yang telah ia kerjakan di dunia. Al Kitab di sini merupakan lembaran-lembaran yang berisi catatan amal yang ditulis oleh malaikat yang ditugaskan oleh Allah SWT. Manusia yang baik amalnya selama di dunia, akan menerima catatan amal dari sebelah kanan. Sedangkan manusia yang jelek amalnya akan
menerima catatan amal dari belakang dan sebelah kiri;
Sepeti pada firman Allah berikut ini:
“Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka ia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan ia akan kembali kepada kaumnya [yang sama-sama beriman] dengan gembira. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang, maka ia akan berteriak : “celakalah aku”, dan ia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala [neraka].”
[QS. Al Insyiqaq : 8-12]
“Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata; ”wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku [ini], dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku.Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu.Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku.Telah hilang kekuasaanku dariku” [Allah berfirman]: “Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya”, kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala”.
[QS. Al Haqqah : 25 31]
8. Mizan
Mizan adalah apa yang Allah letakkan pada hari kiamat untuk menimbang amalan hamba-hamba-Nya.
Allah berfirman;
“Dan kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah seorang dirugikan walau sedikitpun. Dan jika [amalan itu] hanya seberat biji sawi pun pasti Kami mendatangkan [pahala]nya.Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan”.
[QS. Al Anbiya : 47]
Setelah tahapan Mizan ini, bagi yang kafir, dan mereka yang melakukan perbuatan syirik akan masuk neraka. Sedangkan umat muslim lainnya, akan melalui tahap selanjutnya yaitu Telaga.
9. Telaga
Umat Muhammad SAW akan mendatangi air pada telaga tersebut. Barang siapa minum dari telaga tersebut maka ia tidak akan haus selamanya. Setiap Nabi mempunyai telaga masing-masing. Telaga Rasulullah SAW lebih besar, lebih agung dan lebih luas dari yang lain;
Sebagaimana sabdanya :
“Sesungguhnya setiap Nabi mempunyai telaga dan sesungguhnya mereka berlomba untuk mendapatkan lebih banyak pengikutnya di antara mereka dan sesungguhnya Nabi Muhammad mngharapkan agar menjadikan pengikutnya yang lebih banyak”.
[HR. Bukhari Muslim]
Setelah Telaga, umat muslim akan ke tahap selanjutnya yaitu tahap Ujian Keimanan Seseorang. Perlu dicatat bahwa orang kafir dan orang yang berbuat syirik sudah masuk neraka [setelah tahap Mizan, seperti dijelaskan di atas].
10. Ujian Keimanan Seseorang
Selama di dunia, orang munafik terlihat seperti orang beriman karena mereka menampakkan keislamannya. Pada fase inilah kepalsuan iman mereka akan diketahui, diantaranya cahaya mereka redup. Mereka tidak mampu bersujud sebagaimana sujudnya orang mukmin. Saat digiring, orang-orang munafik ini merengek-rengek agar orang-orang mukmin menunggu dan menuntun jalannya.Karena saat itu benar-benar gelap dan tidak ada petunjuk kecuali cahaya yang ada pada tubuh mereka.
Allah SWT berfirman;
”Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang beriman:”Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebahagian dari cahayamu”.Dikatakan (kepada mereka):”Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu)”.Lalu diadakan diantara mereka dinding yang mempunyai pintu.Di sebelah dalamnya ada rahmat da di sebelah luarnya dari situ ada siksa.”
[QS.Al hadid : 13]
Setelah ini umat muslim yang lolos sampai tahap Ujian Keimanan Seseorang ini, akan melalui Shirat.
11. Shirat
Shirath adalah jembatan yang dibentangkan di atas neraka jahanam, untuk diseberangi orang-orang mukmin menuju Jannah [Surga].
Beberapa Hadits tentang Shirath;
“Sesungguhnya rasulullah SAW pernah ditanya tentang Shirath, maka beliau berkata :
Tempat menggelincirkan, di atasnya ada besi penyambar dan pengait dan tumbuhan berduri yang besar, ia mempunyai duri yang membahayakan seperti yang ada di Najd yang disebut pohon Sud’an.”
[HR. Muslim]
“Telah sampai kepadaku bahwasanya shirath itu lebih tipis dari rambut dan lebih tajam dari pedang”.
[HR. Muslim]
“Ada yang melewati shirath laksana kejapan mata dan ada yang seperti kilat, ada yang seperti tiupan angin, ada yang terbang seperti burung dan ada yang menyerupai orang yang mengendarai kuda, ada yang selamat seratus persen, ada yang lecet-lecet dan ada juga yang ditenggelamkan di neraka jahannam”.
[HR. Bukhari Muslim]
Yang paling pertama menyebarangi shirath adalah Nabi Muhammad SAW dan para pemimpin umat beliau.
Beliau bersabda;
“Aku dan umatku yang paling pertama yang diperbolehkan melewati shirath dan ketika itu tidak ada seorang pun yang bicara, kecuali Rasul Dan Rasul berdo’a ya Allah selamatkanlah, selamatkanlah.
[HR. Bukhari]
Bagi umat muslim yang berhasil melalui shirath tersebut, akan ke tahap selanjutnya jembatan.
12. Jembatan
Jembatan disini, bukan shirath yang letaknya di atas neraka jahannam. Jembatan ini dibentangkan setelah orang mukmin berhasil melewati shirath yang berada di atas neraka jahannam.


Rasulullah SAW bersabda;
“Seorang mukmin akan dibebaskan dari api neraka, lalu mereka diberhentikan di atas jembatan antara Jannah [surga] dan neraka, mereka akan saling diqhisash antara satu sama lainnya atas kezhaliman mereka di dunia.Setelah mereka bersih dan terbebas dari segalanya, barulah mereka diizinkan masuk Jannah. Demi Dzat yang jiwa Muhammad ditangan-Nya, seorang diantara kalian lebih mengenal tempat tinggalnya di jannah daripada tempat tinggalnya di dunia”.
[HR. Bukhari]


Setelah melewati jembatan ini barulah orang mukmin masuk Surga
Sumber : taushiyah-online.com



DUNIA ORANG MATI VERSI KATOLIK

Apa peranan Yesus Kristus dalam membawa manusia beriman masuk surga?


Yesus mengalami kematian dan kebangkitan bukan untuk diri-Nya sendiri tetapi demi seluruh umat manusia. Dengan kematian dan kebangkitan-Nya, Yesus telah ”membuka” pintu surga bagi kita. Karunia hidup surgawi bagi umat manusia adalah buah penebusan Kristus.
Dia mengundang semua umat manusia yang percaya dan setia pada-Nya untuk mengambil bagian dalam kemuliaan surgawi, di mana semuanya hidup bersatu dalam kebahagiaan dan kehidupan sejati dengan Dia (KGK 1026).
Dengan demikian, peran Yesus Kristus yang telah wafat dan bangkit adalah sebagai penyelamat sekaligus sebagai pengantara keselamatan bagi seluruh umat manusia.


1.Api penyucian itu apa?
Dalam bahasa Latin, api penyucian disebut purgatorium, artinya pembersihan. Sebenarnya bahasa resmi Gereja tidak menyebutnya sebagai api, tetapi hanya penyucian saja, artinya tahap terakhir dalam proses pemurnian sebelum masuk surga. Dalam KGK 1030 dikatakan bahwa ”Api penyucian” adalah keadaan yang harus dialami oleh orang yang mati dalam rahmat dan persahabatan dengan Allah namun belum secara sepenuhnya disucikan. Keselamatan abadi sudah jelas baginya, namun dia harus menjalani penyucian untuk memperoleh kekudusan yang perlu agar diperkenankan masuk ke dalam kebahagiaan surgawi. Dengan demikian Api penyucian bukanlah tempat antara surga dan neraka, tetapi lebih tepat dikatakan sebagai proses untuk masuk surga. Santo Gregorius Agung mengatakan:
”Kita harus percaya bahwa sebelum pengadilan masih ada api penyucian untuk dosa-dosa ringan tertentu, karena kebenaran abadi mengatakan bahwa, kalau seseorang menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, ’di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak’ (Mat 12:32). Dari ungkapan ini nyatalah bahwa beberapa dosa dapat diampuni di dunia ini, beberapa dosa yang lain diampuni di dunia lain” (Gregorius Agung, dial. 4,39). Bapa-Bapa Gereja lainnya yang menulis tentang proses pemurnian sesudah kematian dan perlunya mendoakan orang yang sudah meninggal adalah: St. Klemens dari Aleksandria (150-215), Origenes (185-254), S. Yohanes Krisostomus (347-407), Tertulianus (160-225), St. Cyprianus (meninggal th 258), St. Agustinus dari Hippo (354-430). Dari banyaknya tulisan para Bapa Gereja, terbukti bahwa keyakinan akan adanya api penyucian sudah dimiliki dan diajarkan oleh Gereja Katolik sejak abad-abad pertama.


2. Siapakah yang akan masuk ke api penyucian?
Yang harus masuk api penyucian adalah mereka yang belum siap masuk surga karena masih mempunyai banyak cacat-cela dan akibat-akibat dosanya masih melekat. Mereka adalah orang yang mati dalam rahmat dan persahabatan dengan Allah namun belum secara sepenuhnya disucikan. Mereka bukanlah calon penghuni neraka, karena mereka yang sudah positif dan definitif masuk neraka tidak perlu mengalami api penyucian. Bagi orang yang masuk neraka tidak ada lagi harapan untuk mendapatkan keselamatan. Lain dengan mereka yang harus mengalami proses pemurnian di api penyucian. Sudah lama Gereja mengajarkan adanya api penyucian. Namun, rumusan secara resmi baru dinyatakan dalam konsili di Florence (1439-1445) dan Trente (1545-1563). Lalu berapa lama jiwa-jiwa harus berada di api penyucian? Sulit menjawab pertanyaan ini, karena keadaan di api penyucian tidak dapat dihitung menurut ukuran waktu kita di dunia ini.


3. Apa dasar Kitab Suci tentang api penyucian atau purgatorium?
2Mak 12:38-45:
Yudas mengumpulkan bala tentaranya dan pergilah ia ke kota Adulam. Mereka tiba pada hari yang ketujuh. Maka mereka menyucikan diri menurut adat dan merayakan hari Sabat di situ. Pada hari berikutnya waktu hal itu menjadi perlu pergilah anak buah Yudas untuk membawa pulang jenazah orang-orang yang gugur dengan maksud untuk bersama dengan kaum kerabat mereka mengebumikan jenazah-jenazah itu di pekuburan nenek moyang. Astaga, pada tiap-tiap orang yang mati itu mereka temukan di bawah jubahnya sebuah jimat dari berhala-berhala kota Yamnia. Dan ini dilarang bagi orang-orang Yahudi oleh hukum Taurat. Maka menjadi jelaslah bagi semua orang mengapa orang-orang itu gugur. Lalu semua memuliakan tindakan Tuhan, Hakim yang adil, yang menyatakan apa yang tersembunyi. Mereka pun lalu mohon dan minta, semoga dosa yang telah dilakukan itu dihapus semuanya. Tetapi Yudas yang berbudi luhur memperingatkan khalayak ramai, supaya memelihara diri tanpa dosa, justru oleh karena telah mereka saksikan dengan mata kepala sendiri apa yang sudah terjadi oleh sebab dosa orang-orang yang gugur itu. Kemudian dikumpulkannya uang di tengah-tengah pasukan. Lebih kurang dua ribu dirham perak dikirimkannya ke Yerusalem untuk mempersembahkan korban penghapus dosa. Ini sungguh suatu perbuatan yang sangat baik dan tepat, oleh karena Yudas memikirkan kebangkitan. Sebab jika tidak menaruh harapan bahwa orang-orang yang gugur itu akan bangkit, niscaya percuma dan hampalah mendoakan orang-orang mati. Lagipula Yudas ingat bahwa tersedialah pahala yang amat indah bagi sekalian orang yang meninggal dengan saleh. Ini sungguh suatu pikiran yang mursid dan saleh. Dari sebab itu maka disuruhnyalah mengadakan korban penebus salah untuk semua orang yang sudah mati itu, supaya mereka dilepaskan dari dosa mereka.
1Kor 3:11-15:
Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain daripada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus. Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.
(Dapat dilihat juga Mat 5:25-26; 12:31-32 yang secara tidak langsung menyebut adanya api penyucian)


4. Apakah jiwa-jiwa di api penyucian perlu didoakan?
Jelas bahwa jiwa-jiwa di api penyucian amat membutuhkan doa-doa kita yang masih hidup di dunia ini. Sudah sejak zaman dahulu Gereja menghargai peringatan akan orang-orang mati dan membawakan doa dan terutama kurban Ekaristi untuk mereka, supaya mereka disucikan dan dapat memandang Allah dalam kebahagiaan.
Gereja juga menganjurkan amal, indulgensi dan karya penitensi demi orang-orang mati (KGK 1032). Jiwa-jiwa di api penyucian akan dapat ditolong doa-doa, amal atau silih yang kita lakukan demi mereka, dan belas kasih Allah. Santo Yohanes Krisostomus mengatakan: ”Baiklah kita membantu mereka dan mengenangkan mereka. Ka1au anak-anak Ayub saja telah disucikan oleh Kurban yang dibawakan oleh bapanya, bagaimana kita dapat meragukan bahwa persembahan kita membawa hiburan untuk orang-orang mati? Jangan kita bimbang untuk membantu orang-orang mati dan mempersembahkan doa untuk mereka”. Konsili Lyons II (1274) dan Konsili Florence (1438-1445) mengajarkan dengan jelas tentang proses pemurnian setelah kematian dan perlunya doa serta karya saleh yang dipersembahkan untuk keselamatan mereka.


5. Indulgensi itu apa?
Indulgensi adalah penghapusan dari hukuman sementara yang disebabkan oleh dosa yang sudah disesali dan diampuni. Selama hidup di dunia, ada dosa-dosa yang sudah disesali dan diampuni, namun masih ada hukuman yang harus ditanggung di api penyucian. Indulgensi diperoleh dari Tuhan dengan kewenangan yang diberikan kepada Gereja berkat tindakan amal saleh dan doa-doa tertentu yang dilakukan oleh orang yang masih hidup bagi jiwa-jiwa di api penyucian. Hak dan kewenangan untuk memberi indulgensi pada dasarnya dipegang oleh Tahta Suci. Paus Paulus VI (1967) menegaskan kembali ajaran mengenai indulgensi ini dalam Konstitusi Apostolik Indulgentiarum Doctrina.
Dalam Kitab Hukum Kanonik (KHK) 992 dikatakan: ”Indulgensi adalah penghapusan di hadapan Allah hukumanhukuman sementara untuk dosa-dosa yang kesalahannya sudah dilebur, yang diperoleh oleh orang beriman kristiani yang berdisposisi baik serta memenuhi persyaratan tertentu yang digariskan dan dirumuskan, diperoleh dengan pertolongan Gereja yang sebagai pelayan keselamatan secara otoritatif membebaskan dan menerapkan harta pemulihan Kristus dan para kudus.”


6. Neraka itu apa?
Neraka adalah keadaan pengucilan diri secara definitif dari persekutuan dengan Allah dan dengan para kudus in (KGK 1033). Penderitaan neraka yang paling buruk adalah perpisahan abadi dengan Allah (KGK 1035). Penderitaan jiwa-jiwa di neraka akan berlangsung selama-lamanya. Kitab Suci memakai gambaran simbolik tentang neraka, yaitu bagaikan ”perapian yang menyala-nyala”, ”api yang tak terpadamkan” (gehenna). Tradisi Gereja menyebut neraka sebagai tempat atau keadaan di mana setan-setan dan para pendosa yang tidak bertobat menderita untuk selama-lamanya (DS 1002). Paham mengenai neraka saat ini lebih menekankan segi keterpisahan secara definitif dari perseklutuan dengan Allah, yang berlangsung selamalamanya. Dalam arti inilah kehidupan dalam neraka merupakan suatu penderitaan. Gereja mengajarkan bahwa ada neraka dan bahwa neraka itu berlangsung untuk selama-lamanya.


7. Siapakah yang masuk neraka?
Mereka yang masuk neraka adalah orang yang dengan sukarela memutuskan untuk tidak mencintai Allah, mereka yang berada dosa berat tanpa menyesalinya, tidak mau menerima belaskasih Allah, tidak mau mengasihi sesama lebih-lebih kaum lemah, mengingkari Tuhan dengan sukarela. KGK 1035 menyatakan: ”Jiwa orang-orang yang mati dalam keadaan dosa berat, masuk langsung sesudah kematian ke dunia orang mati, di mana mereka mengalami siksa neraka, ”api abadi”. Penderitaan neraka yang paling buruk adalah perpisahan abadi dengan Allah; hanya di dalam Dia manusia dapat menemukan kehidupan dan kebahagiaan, karena untuk itulah ia diciptakan dan itulah yang ia rindukan.” Namun demikian, Tuhan tidak pernah menentukan lebih dahulu siapakah yang akan masuk neraka. Penderitaan di neraka berpangkal dari suatu pilihan bebas. Tidak ada seorang pun ditentukan lebih dahulu oleh Tuhan supaya masuk ke dalam neraka; hanya pengingkaran secara sukarela terhadap Tuhan (dosa
berat), di mana orang bertahan sampai akhir, mengantarnya ke sana (KGK 1037).


8. Apa maksud Gereja dengan pengajaran tentang neraka?
Gereja mengajarkan adanya neraka dengan maksud untuk memperingatkan umat Katolik agar mempergunakan kebebasannya secara bertanggungjawab dalam hubungannya dengan nasib abadinya di saat nanti (KGK 1036). Bukan maksud Gereja untuk menakutnakuti, tetapi tujuannya adalah untuk mengajak orang Katolik agar bertobat. Konsili Vatikan II mengajarkan: ”Karena kita tidak mengetahui hari maupun jamnya (saat Tuhan memanggil kita), atas anjuran Tuhan kita wajib berjaga terus-menerus, agar setelah mengakhiri perjalanan hidup kita di dunia hanya satu kali saja, kita bersama dengan-Nya memasuki pesta pernikahan, dan pantas digolongkan pada mereka yang diberkati, dan supaya janganlah kita seperti hamba yang jahat dan malas, diperintahkan enyah ke dalam api yang kekal, ke dalam kegelapan di luar, tempat ’ratapan dan kertakan gigi ” (LG 48).

SINGKATAN :
KGK : Katekismus Gereja Katolik
KHK : Kitab Hukum Kanonik
LG : Lumen Gentium (Konstitusi Dogmatis dari Konsili Vatikan II tentang Gereja)
DS : Denzinger (Compendium Ajaran Gereja Katolik)


SUMBER POKOK :
Alkitab dalam bahasa Indonesia Katekismus Gereja Katolik, diterbitkan oleh Ende tahun 1998, atas nama Waligereja Regio Nusa Tenggara.
Kitab Hukum Kanonik, KWI 2006.
Dokumen Konsili Vatikan II, Penerbit Obor, Jakarta 1998, terjemahan oleh R. Hardawiyana, SJ.
Keywords : Iman Katolik, Surga, Api Penyucian, Neraka


Dunia orang mati Versi Buddha 

Buddha Hindu menerima doktrin dasar reinkarnasi dan karma, serta gagasan bahwa tujuan akhir dari kehidupan beragama adalah untuk melarikan diri dari siklus kematian dan kelahiran kembali. Buddha menegaskan bahwa apa yang membuat kita terikat pada kematian / kelahiran kembali proses adalah hasrat, keinginan dalam arti menginginkan atau keinginan apa pun di dunia. Oleh karena itu, tujuan turun dari kincir raksasa reinkarnasi harus melibatkan membebaskan diri dari keinginan. Nirvana adalah istilah Buddhis untuk pembebasan. Nirvana secara harfiah berarti kepunahan, dan mengacu pada kepunahan dari semua nafsu keinginan, suatu kepunahan yang memungkinkan seseorang untuk menjadi terbebaskan.
Dimana Buddha berangkat paling radikal dari agama Hindu adalah dalam doktrin tentang " anatta ", gagasan bahwa individu tidak memiliki jiwa yang kekal. Alih-alih jiwa kekal, individu terdiri dari sebuah "bundel" kebiasaan, kenangan, sensasi, keinginan, dan sebagainya, yang bersama-sama memperdaya satu dengan berpikir bahwa ia terdiri dari diri, stabil abadi. Meskipun bersifat sementara, ini diri palsu hang bersama sebagai satu unit, dan bahkan ber-reinkarnasi dalam tubuh setelah tubuh. Dalam ajaran Buddha, serta dalam agama Hindu, hidup dalam tubuh jasmani dipandang negatif, sebagai sumber dari semua penderitaan. Oleh karena itu, tujuannya adalah untuk mendapatkan rilis. Dalam Buddhisme, ini berarti meninggalkan rasa palsu diri sehingga seikat kenangan dan hancur impuls, meninggalkan apa-apa untuk bereinkarnasi dan karenanya tidak mengalami nyeri.
 

Dari perspektif masa kini, masyarakat dunia Barat menegaskan, visi Buddha tidak bisa tetapi tampaknya jelas tidak menarik: Tidak hanya kehidupan ini digambarkan sebagai tidak menarik, prospek nirwana, di mana satu larut ke dalam ketiadaan, tampaknya bahkan kurang diinginkan. Sebuah modern Buddha mungkin akan menjawab, bagaimanapun, bahwa reaksi kita dihadapkan dengan sisi gelap kehidupan hanya menunjukkan bagaimana kita terisolasi dari rasa sakit dan penderitaan yang sangat fundamental bagi eksistensi manusia.
Setelah kematian, menurut Buddhisme Tibet, semangat berangkat berjalan melalui proses yang berlangsung empat puluh sembilan hari yang dibagi menjadi tiga tahap yang disebut " bardos . " Pada kesimpulan dari Bardo, orang baik masuk nirwana atau kembali ke bumi untuk kelahiran kembali.
Sangat penting bahwa individu sekarat tetap sepenuhnya sadar selama mungkin karena pikiran seseorang ketika melewati ke dalam kematian sangat mempengaruhi sifat dari kedua pengalaman kematian setelah-dan, jika salah satu gagal untuk mencapai nirwana, keadaan seseorang berikutnya inkarnasi.
 

Tahap salah satu Bardo (disebut "Chikai" Bardo), yang Bardo kematian, dimulai pada saat kematian dan memanjang dari setengah hari untuk empat hari. Ini adalah periode waktu yang diperlukan untuk berangkat untuk menyadari bahwa mereka telah menjatuhkan tubuh. Kesadaran yang meninggal memiliki pengalaman ekstatik dari "Cahaya Putih Batal" primer pada saat kematian. Semua orang mendapatkan setidaknya sekilas cahaya. Semakin rohani dikembangkan melihatnya lagi, dan mampu melampaui ke tingkat yang lebih tinggi dari realitas. Rata-rata orang, bagaimanapun, tetes ke negara yang lebih kecil dari sekunder "cahaya terang."
 

Pada tahap dua (yang disebut "Chonyid" Bardo), yang Bardo Pikiran Luminous, berangkat pertemuan halusinasi yang dihasilkan dari karma yang diciptakan selama hidup. Kecuali sangat berkembang, individu akan merasa bahwa mereka masih di dalam tubuh. Berangkat kemudian pertemuan berbagai penampakan, yang "damai" dan "murka" dewa, yang sebenarnya personifikasi perasaan manusia dan bahwa, untuk berhasil mencapai nirwana, almarhum harus menghadapi tanpa berkedip. Hanya individu-individu yang paling berkembang dapat melewati pengalaman Bardo sama sekali dan transit langsung ke alam surga. Tahap tiga (disebut "Sidpa" Bardo), yang Bardo kelahiran kembali, adalah proses reinkarnasi.
Buddha dan Korelasi NDE
 
Account Tibet dari Bardo pertama setelah kematian menunjukkan paralel mencolok dengan pengalaman menjelang kematian orang yang telah meninggal, mengalami sendiri mengambang keluar dari tubuh mereka, setelah apa yang tampaknya menjadi peristiwa akhirat yang nyata, dan kemudian dihidupkan kembali.
 

Yang kedua adalah Bardo pengalaman dengan entitas ilahi yang sejajar menjelang kematian rekening mana seseorang mengalami penglihatan dari surga , neraka , dan penghakiman . Para sarjana juga telah tertarik pada kesejajaran antara psychedelic dan negara-negara psikotik, dan pengalaman " proyeksi astral . "
 

Para Bardo ketiga melibatkan reinkarnasi dari karma energi seseorang dengan memilih dan memasuki tubuh baru yang akan lahir setuju dengan banyak menjelang kematian account yang menegaskan reinkarnasi.
 

Tujuan di balik Bardo Buddha menyatakan setelah kematian adalah untuk memberikan sekarat kesempatan untuk menjadi tercerahkan dan mencapai Buddha kap, atau jika pencerahan tidak tercapai, untuk mengamankan sebuah kelahiran kembali yang menguntungkan. Karena dengan Buddhisme, tujuan yang akan dicapai selama pengalaman menjelang kematian adalah menjadi satu dengan Allah.  

Experiencers menggambarkan ini sebagai "penggabungan" proses dan "menjadi Tuhan." 
Ini kehilangan ego dan at-one-ment aspek yang terlibat dalam pengalaman menjelang kematian dan perjalanan Buddha Bardo adalah identik.
Korelasi yang paling luar biasa antara Buddhisme dan dekat-kematian account adalah pertemuan dengan cahaya ilahi . Buddha merujuk ke cahaya ini sebagai "Cahaya Putih Clear" dan Kitab Tibet deskripsi Mati itu sangat mirip dengan Menjadi cahaya dalam pengalaman menjelang kematian. Kaum Buddhis percaya cahaya ini menjadi cahaya dari semua yang tercerahkan yang tidak dapat dibedakan dari esensi sejati dari semua orang. Karena dengan Buddhisme, pengalaman menjelang kematian telah dijelaskan lampu ini dengan cara yang sama. Sebagai contoh, Mellen-Thomas Benedict melihat perubahan cahaya ke dalam berbagai kepribadian seperti Yesus dan Buddha. Experiencers lain menegaskan cahaya yang akan semua orang dan segalanya. Pertemuan dengan makhluk dari cahaya dan kegelapan dijelaskan dalam pengalaman mati suri dapat ditemukan dalam "damai" dan "murka" dewa ditemui di akhirat Buddhis. 


Pada beberapa titik di negara-negara Bardo, banyak dari esensi karma individu merasakan keinginan, "menarik", untuk kembali ke dunia fisik. Fenomena ini juga muncul di banyak menjelang kematian account ketika individu diberikan pilihan untuk tinggal atau kembali dan hasil pilihan ini pada individu kembali dari kondisi mati suri. Juga, karena dengan Buddhisme, pengalaman menjelang kematian mendukung konsep reinkarnasi.


Sumber : One in all, All in One, If only this is realized. No more worry about not being perfect
By : The Third Patriach of Zen ( Terjemahan )



DUNIA ORANG MATI VERSI HINDU


Reinkarnasi : Evolusi Spiritual Print E-mail

Agama Hindu mengatakan setelah mati tubuh hancur, kembali menjadi panca maha buta. Sedangkan jiwa mungkin mencapai moksha atau lahir kembali ke dunia ini.


Apakah Hari Kiamat?
Hari Kiamat adalah suatu hari dimana dunia beserta isinya dihancurkan oleh Tuhan. Pada waktu itu semua mahluk hidup termasuk manusia akan dimatikan. Dan setelah itu mereka akan dihidupkan kembali bersama dengan orang yang sudah mati sebelumnya (berabad-abad sebelumnya). Itulah sebabnya hari itu juga disebut Hari Kebangkitan Tubuh. Setelah tubuh-tubuh itu bangkit, Tuhan lalu mengadili mereka. Karena itu hari itu juga disebut hari Pengadilan Terakhir. Berdasarkan perbuatannya selama hidupnya yang singkat didunia ini, Tuhan menentukan siapa yang langsung masuk surga, siapa yang masuk neraka dulu, lalu setelah melewati api penyucian akhirnya masuk surga, dan siapa yang ditetapkan masuk neraka untuk selamanya.


Kapan hari Kiamat akan Datang?
Waktu hari kiamat konon sudah ditetapkan oleh Tuhan tapi tidak diumumkan-Nya. Manusia hanya dapat mengetahui kedatangan Kiamat dari tanda-tandanya, yaitu manusia sudah berpaling dari agama, banyak peperangan terjadi. bahkan ada satu aliran yang berpendapat hari Kiamat akan datang bila banyak wanita menjadi pemimpin.
Sejak tahun 500 M sudah ada orang yang meramalkan bahwa hari kiamat segera datang. Sampai saat ini sudah puluhan kali (yang tercatat sekitar 14 kali) hari Kiamat diramalkan "akan segera tiba"
Tapi seperti kita tahu, sampai sekarang bumi yang kita huni ini masih tetap seperti sediakala. DR Th. Sumartana, teolog dari Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga menganjurkan agar hari Kiamat itu tidak usah diharap-harapkan.

Hari Kiamat tampaknya menempati posisi unik diantara orang-orang yang percaya tentangnya. Mereka yang masih hidup, mengharapkan agar kiamat tidak cepat-cepat tiba. Tapi dengan demikian mereka membiarkan saudara-saudaranya, nenek-moyangnya yang sudah mati terlebih dahulu menunggu berkepanjangan tanpa kepastian di alam kubur.


Apakah Reinkarnasi.
Ketika kedatangan kiamat, yang dihembuskan dari Korea dan Malaysia sedang ramai menjadi berita, saya ditanya oleh seorang teman :
"Menurut agama Hindu kapan hari kiamat akan tiba?"
"Kepercayaan tentang hari kiamat tidak ada dalam agama Hindu", jawab saya. Dan saya tambahkan : "Agama Hindu Percaya dengan Reinkarnasi. Kelahiran kembali".

Jadi menurut agama Hindu, setelah mati jiwa kita :
(1) mencapai Moksha, yaitu bersatunya Atman dengan Brahman, manunggaling kawula lan gusti; atau
(2) lahir kembali ke dunia ini untuk menyempurnakan karma- karma dari kehidupan sebelumnya atau memperbaiki hidup kita sekarang dan menabung untuk kehidupan kita yang akan datang.

Bagavad Gita mengatakan:
"Setelah memakai badan ini dari masa kanak-kanak hingga dewasa dan tua, jiwa pergi ke badan lain". "Bagi yang hidup kematian adalah pasti, dan bagi yang mati lahir kembali adalah pasti".

Katha Upanishad mengatakan:
"Sekarang aku akan bicara padamu tentang rahasia Tuhan yang abadi, dan apa yang terjadi atas jiwa setelah kematian. Jiwa mungkin pergi ke dalam kandungan seorang ibu dan dengan demikian memperoleh tubuh baru. Atau pergi ke tempat lain sesuai dengan karmanya dalam hidupnya sebelumnya".



Siapa yang Percaya pada Reinkarnasi?
Agama yang memiliki keyakinan tentang reinkarnasi adalah Hindu, Buddha, Druze (di Libanon), sekte Si'ah Alawite (di Irak, Siria dan Turki)
Penelitian yang dilakukan pada tahun 1982 oleh George Gallup mengungkapkan 67% dari orang Amerika percaya akan kehidupan sesudah mati dan 23% percaya pada reinkarnasi. Dan poll yang dilakukan oleh Subday Telegraph di London pada tahun 1985 mengungkapkan 28% dari orang Inggris percaya akan reinkarnasi. ***)

Reinkarnasi Lebih Rasional.
Kita bayangkan, pada hari Kebangkitan itu, dari mana-mana tiba-tiba bermunculan manusia besar dan kecil, tua dan muda. Dari kuburan, dari reruntuhan bangunan gedung perkantoran, perumahan, super market yang dulunya bekas kuburan atau bahan-bahan bangunannya mengandung bekas tubuh manusia. Dari laut, danau dan sungai, tempat orang mati tenggelam.


Hal ini mungkin terjadi dengan mengandalkan adanya campur tangan Tuhan secara langsung dan telanjang. Melalui kesadarannya Tuhan menjungkir balikan hukum alam yang diciptakan-Nya. Suatu pameran penggunaan kekuasaan yang kasar.
Kebangkitan tubuh diandaikan seperti sebatang pohon kelapa yang sudah mati dan hancur bertahun-tahun, tiba-tiba berdiri tegak kembali lengkap dengan buah-buahnya.Sedangkan reinkarnasi adalah seperti sepucuk tunas yang tumbuh dari sebutir kelapa tua. Tunas ini perlahan-lahan bertambah besar. Sejalan dengan itu, sabut, tempurung serta daging kelapa itu lenyap menjadi tanah, memberi sari makanan bagi tubuh yang mulai tumbuh berkembang menjadi pohon kelapa yang menhasilkan buah-buah baru.


Seorang sejarahwan Inggris yang terkenal, DR. Arnold J. Toynbee mengatakan keyakinan tentang reinkarnasi dari agama Hindu dan Buddha jauh lebih rasional dibandingkan dngan dogma kebangkitan tubuh dari agama rumpun Yahudi.
Diselidiki Secara Ilmiah.
Keyakinan reinkarnasi juga telah diselidiki secara ilmiah. Yang berjasa dalam penelitian ini adalah DR. Ian Stevenson, seorang psikiater dan guru besar di Universitas Virginia Amerika Serikat. Dan Hemendra Banerjee pendiri Lembaga Parapsikologi India yang tinggal di Amerika Serikat sejak tahun 1970. Mereka menyelidiki kasus-kasus reinkarnasi dari seluruh dunia. Respondennya adalah orang-orang yang memberi pernyataan tentang hidupnya di masa lalu, umumnya di kota lain yang belum pernah dikunjunginya dalam hidupnya sekarang. Dr. Ian Stevenson kemudian menerbitkan bukunya yang terkenal "Twenty Cases Suggestive of Reincarnation" (Dua puluh Kasus tentang Reinkarnasi).


Metoda penelitian reinkarnasi yang juga populer dewasa ini disebut "far age regression" (regresi ke abad yang jauh). Dalam teknik ini seseorang dihipnotis, dan dalam keadaan ini dia diminta untuk melihat kehidupannya sebelumnya paling dekat dengan kehidupannya sekarang. Ia diminta untuk mengisahkan apa yang dilihatnya terutama peristiwa- peristiwa yang terkait dengan dirinya ketika itu. Kemudian ia diminta lagi untuk melihat kehidupannya sebelum itu. Demikian seterusnya samapi ia melihat beberapa kehidupannya yang lalu. Apa yang diceriterakannya kemudian dicek dengan peristiwa- peristiwa sejarah yang terjadi pada masa kehidupannya yang lalu. Dalam banyak kasus apa yang mereka ceritakan itu menunjukkan ketetpatan yang mengagumkan, bahkan sekalipun yang bersangkutan, dalam keadaan normal tidak mengetahui peristiwa, tempat atau nama-nama orang yang dikisahkan dalam terhipnotis itu.
Salah seorang yang mempraktekkan tehnik ini adalah Dr. Joel L. Whitton, PhD, seorang psikiater yang tinggal di Toronto, Kanada. Hasil penelitiannya ditulis bersama Joe Fisher, seorang wartawan, menjadi buku "Life Between Life", (Kehidupan diantara Kehidupan).
Kalau Reinkarnasi Ada, Mengapa Kita Tidak Ingat seluruh Hidup Kita yang Lalu?
Inilah pertanyaan yang sering diajukan. Mahatma Gandhi menjawab : "Adalah kebaikan alam dan karunia Tuhan kita tidak mengingat kehidupan kita pada seluruh kelahiran terdahulu. Hidup kita akan menjadi tak tertanggungkan kalau kita membawa beban kenang-kenangan atau ingatan yang demikian banyak dari kehidupan tersahulu".


Reinkarnasi adalah Harapan dan Kesempatan.
Pada bulan April 1995 seorang hukuman telah menjalani eksekusi di depan regu tembak. Tempat pelaksanaan hukuman mati itu tidak disebutkan. Terpidana tersebut berusia sekitar 30 tahun. Kejahatan yang dilakukannya, yang menyebabkan ia dihukum mati adalah pembunuhan rangkap tiga (tripel murder). Tiga tahun sebelumnya ia telah membunuh seorang laki-laki dewasa yang matanya buta dengan menjerat lehernya, seorang anak berusia delapan tahun, yang dicekik lehernya dan seorang pembantu rumah tangga yang dibunuhnya dengan gunting rumput. Tujuannya membunuh adalah untuk merampok barang-barang yang ada dirumah itu. Pemilik rumah, ayah dari anak kecil dan saudara dari lelaki buta itu, sebelumnya sering menolong si pembunuhnya. Karena kejahatan yang dilakukannya dinilai demikian kejam ia dijatuhi hukuman mati oleh Pengadilan. Dan seperti telah disebutkan di atas ia telah menjalani hukumannya di depan regu tembak. Ibu dari anak perempuan yang jadi korban pembunuhan, ketika mengetahui pembunuh keluarganya sudah menjalani hukuman mati mengatakan dia merasa puas tapi tetap tidak bisa memaafkan orang yang telah membunuh putri kesayangannya.
Hendak ditanyakan disini adalah apakah yang terjadi dengan jiwa terpidana ini setelah peluru pelaksana eksekusi merengut nyawanya?
Menurut agama rumpun Yahudi, ada tiga kemungkinan yang terjadi : Pada waktu hari pengadilan terakhir setelah kiamat, kemungkinan pertama, Tuhan akan memutuskan orang ini menjadi penghuni neraka untuk selamanya. Keungkinan kedua ia diputuskan masuk neraka kemudian setelah melewati api penyucian akhirnya ia masuk surga. Kemungkinan ketiga Tuhan meengampuni kesalahannya dan karena itu langsung masuk surga.
Bila Tuhan mengambil keputusan yang pertama, maka Tuhan telah menjadi penyiksa yang amat kejam. Bila Tuhan mengambil keputusan yang kedua maka Tuhan Tetap menjadi penyiksa yang kejam dan penegak keadilan yang buruk. Bila Tuhan mengambil keputusan yang ketiga maka Dia talah mengabaikan seluruh ajaran-Nya tentang kebaikan dan kebenaran.
Kalau seorang penjahat yang membunuh tiga orang tak berdosa diampuni dan diberikan surga, lalu apa yang diberikan kepada tiga orang tak berdosa yang telah dibunuh dengan kejam oleh terpidana itu?.



Bagaimana menurut Agama Hindu.
Kebaikan berbuah kebahagiaan. Kejahatan berbuah penderitaan. Disini masih tetap ada pengharapan. Jiwa terpidana tadi akan lahir kembali kedunia ini. Sekalipun kelahirannya kembali ia akan menghadapi kesulitan-kesulitan atau penderitaan tapi ia diberikan kesempatan untuk memperbaiki dirinya, menebus dosa-dosanya.
Dalam uraian yang lain dikatakan se ekor cacing, melalui usahanya dalam beberapa kelahirannya pada akhirnya bisa menjadi manusia utama. Ini mengandung arti simbolis bahwa dalam situasi yang paling burukpun manusia masih memiliki harapan dan kesempatan melalui Reikarnasi.
Mahapralaya.
Sebagai ciptaan, alam semesta juga tunduk pada hukum hidup: utpeti, Stiti dan prelina. Prelinanya alam semesta dalam agama Hindu disebut sebagai Mahapralaya.
Tapi gambaran dan keadaan mahapralaya sangat berbeda dengan gambaran dan keadaan hari Kiamat. Hari Kiamat digambarkan sebagai kehancuran dasyat yang membawa siksa dan penderitaan tiada taranya bagi manusia. Mehapralaya digambar dengan sangat berbeda: Brahman adalah kebahagian; sebab dari kebahagiaan semua mahluk hidup datang, dalam kebahagiaan mereka semua hidup, dan ke dalam kebahagiaan mereka semua kembali"!. (Tattiriya Upanishad). Seperti seorang meninggal dengan tenang pada usia tua.

Tapi mungkin juga dunia kiamat karena ulah manusia. Karena lingkungan yang dirusak secara semena-mena. Karena pengembangan dan penggunaan senjata pemusnah seperti bom atom, nuklir semacamnya. Dalam hal ini manusia diharuskan mengambil tanggung jawab aktif untuk menjaga keselamatan lingkungan.
------------------
 Sumber :

*) Majalah Tempo 17 Oktober 1992.
**) Majalah Tempo 14 November 1992
***) Dr. Joel L. Whitton Ph.D dan Joe Fisher: Life Between Life, penerbit Gafton, 1987, hal 87.


 

DUNIA ORANG MATI VERSI KONG HU CHU

  

Tuhan Besar Para Mistikus

Para intelektual mistisme timur telah lama memahaminya. Konsep tentang Tuhan justru suatu saat akan menciptakan tuhan kecil.
Maka dari itu, Lao Zi tidak pernah mengajarkan konsep ketuhanan,
Tao yang dimaksud merupakan jalan kebenaran dari pengalaman hidup manusia.
Kong Fu Cu juga tidak pernah mengajarkan konsep ketuhanan, selain seni moral sosial dan politik.
Bahkan ia menganjurkan agar tidak mempercayai hal-hal yang belum pasti,
Dengarlah sebanyak mungkin,
kesampingkanlah segala hal yang meragukan, dan berbicaralah dengan hati-hati mengenai selebihnya.
Amatilah sebanyak mungkin, kesampingkan yang tidak jelas maknanya, dan bertindaklah dengan hati-hati mengenai selebihnya”


Namun, kini anehnya ajaran Kong Hu Cu ini dijadikan agama oleh pengikutnya, dengan memberikannya gelar nabi,
padahal Kong Hu Cu sama sekali tidak pernah dan tidak mau saat ditawarkan oleh pengikut setianya untuk menjadi nabi atau dewa.

Mungkin, dalil kenabian Kong Hu Cu ini didasarkan oleh para pengikutnya dari pernyataan Kong Hu Cu,
“Jika alam ketuhanan telah berkehendak agar peradaban dibiarkan hancur,
maka generasi-generasi di kemudian hari (seperti saya sendiri) tidak akan diizinkan untuk berpartisipasi di dalamnya.
Tetapi karena alam ketuhanan tidak berkehendak membiarkan peradanan hancur,
maka apakah yang dapat dilakukan oleh orang-orang K’Uang terhadap saya (Conficuius Untaian Ajaran, IX, 5/ Confucian Analect).”


Alam ketuhanan maksud Kong Hu Cu adalah alam semesta, karena tuhan bagi orang timur adalah alam semesta, walaupun Kong Hu Cu juga mempercayai para roh yang telah mati. Saat itu Kong Hu Cu di serang dalam “perjalanan panjangnya” beliau mengatakan hal demikian, tidak lebih hanya ingin menentramkan hati para pengikutnya.

Di negeri India Buddha juga tidak pernah mengajarkan konsep ketuhanan,
malah beliau menganjurkan untuk tidak percaya kepada makhluk-makhluk adikodrati.
Buddha menganjurkan pengikutnya untuk membuktikan sendiri kebenaran tersebut melalui jalan eksperimentasi.
Terekam dalam percakapannya dengan sang murid kesayangan,
Sariputta. Setelah memberikan pengajaran Buddha bertanya kepada Sariputta,
“Sariputta, apakah kau percaya pada apa yang berusan kuajarkan?” Sariputta menjawab, “tidak, saya tidak memempercayainya, karena saya belum mengalaminya” lalu Buddha berkata, “bagus! bagus! bagus!”
Bahkan ajarannya sendiri tidak mesti dipercaya jika kita belum pernah mengalaminya. Inilah kekuatan yang dimaksud oleh Don cupitt, ingin menjadikan semacam Buddhisme – Kristen, dengan meletakan eksperimentasi di atas teologi.


Jalan eksperimentasi ini senada dengan prinsip/ langkah-langkah ilmiah/ sains.
Ada tiga ikhtiar sainstifik. Pertama, instruksi teknis
– praktik aktual, eksperimen, teladan, juklak/ juknis, tips/ trik, yang selalu bisa diekspresikan dalam bentuk, “kamu ingin tahu itu kerjakanlah ini.”
Kedua, “mengalami”
yang tersingkap melalui praktik aktual tadi secara langsung, tanpa perantara.
Ketiga, kofirmasi kolektif
penyusunan data, bukti, yang dapat diuji ulang oleh siapa saja yang berkompeten.

Inilah yang menggugah seorang Albert Einstein, sampai mengeluarkan pernyataan,
“Jika ada agama yang sejalan dengan kebutuhan ilmu pengetahun modern maka itu adalah ajaran Buddha.”

 

Selama, agama masih menekankan sisi dogmatis – suatu klaim kebenaran,
tanpa boleh dipertanyakan kembali – bukan menekankan pada metode eskperimentasi,
maka selamanya agama itu tidak akan pernah sejalan dengan sains.
Mereka akan merasa terancam di setiap penemuan sains yang berseberangan dengan klaim dogma keagamaan.

Buddha, Lao Zi, dan Kong Hucu dapat dikatakan orang-orang agnostik di zamannya.
Dalam konsep nirwana pun Buddha telah menyadari,
suatu saat ini akan menjadi dogma sama seperti konsep surga-neraka pada agama-agama Barat.
 

Tidak ada seorang pun dapat membuktikan apakah ada surga-neraka dan nirwana ada......
Karena tidak ada orang yang pernah atau dapat ke sana, dalam fakta empirik selama ini. Kecuali dari cerita “katanya” tidak dapat dibuktikan oleh semua orang.
 
K e m a t i a n
(Sadar setelah mati)

  • Sadar setelah meninggal adalah perrmulaan dari suatu “hidup baru”.
  • Sebelum sampai pada tingkat kesadaran penuh serta keyakinan bulat, berbagai tingkatan harus dilalui dalam waktu tidak lebih dari 3 X 24 jam.
  • Kira-kira selama 8 ~ 10 jam pertama masih terkandung perasaan seolah-olah hanya berkunjung untuk sementara kedunia / lingkungan baru itu.
  • Tapi perasaan ini diselingi oleh keragu-raguan yang lambat laun terkalahkan oleh keyakinan yang mulai tumbuh.

  1. Pertama-tama disadari bahwa dunia materi sudah ditinggalkan, yaitu dunia pancaindera atau “dunia frekwensi rendah” dan yang dihadapi sekarang adalah “dunia frekwensi tinggi”.         Yang mempertegas hal ini adalah kenyataan-kenyataan / pengalaman-pengalaman antara lain sebagai berikut :
  1. Orang-orang yang dikenal tidak memperhatikan kehadiran kita.
  2. Orang-orang yang tersentuh oleh kita tidak memberi reaksi, begitu juga yang kita panggil atau colek / dorong.
  3. Berkumpul dirumah dalam suasana sedih orang-orang yang kita kenal, tetangga, saudara-saudara dan yang ada hubungan famili.
  4. Orang-orang berdoa.
  5. Hal-hal yang menjadi bahan percakapan dari yang terkumpul dirumah itu.
  6. Persiapan / kesibukan-kesibukan yang biasanya ada hubungan dengan kematian.\
  7. Tangisan keluarga.
  8. Upacara-upacara.
  9. Ucapan-ucapan dari yang sedih sambil menangis.
  10. Dll. dll.
  1. Terdorong oleh keinginan mengetahui kebenarannya kita melakukan tindakan-tindakan untuk mengechek / memeriksa, misalnya :
  1. Dengan sengaja mencolek seseorang, tapi orang itu tidak menoleh.
  2. Memanggil orang-orang dekat, tapi tak ada reaksi.
  3. Mengangkat suatu benda tapi tidak bergerak, tidak terangkat, walaupun benda itu ringan timbangannya.
  4. Mendorong sesuatu tapi tidak berpindah tempat benda itu.
  5. Turut berbicara, tapi tidak dihiraukan dan tidak ada yang mengarahkan pandangan pada kita.
  6. Dll. dll.
  1. Ada lagi pengalaman-pengalaman yang lebih meyakinkan dan mengurangi keragu-raguan yang sudah dipadamkan, antara lain :
  1. Bertemu dengan orang-orang yang sudah meninggal mereka menyapa kita.
  2. Melakukan komunikasi dengan mereka, walaupun sementara hanya singkat sekali.
  3. Mereka menyambut kedatangan / kehadiran kita.
  1. Terdorong oleh perasaan masih ragu juga, mulai memeriksa tubuh sendiri yang ternyata sudah frekwensi tinggi, misalnya :                                                                                                  Pandangan bisa tembut ditembok, mnelihat / mendengar hal-hal yang jauh diluar kemampuan pancaindera.
  2. Setelah yakin timbul perasaan-perasaan sebagai berikut :
  1. Sedih.
  2. Sudah terlepas dari kaitan dengan masyarakat didunia.
  3. Harta, milik sudah ditinggalkan.
  4. Sebatang kara.
  5. Keyakinan / kepercayaan diri merosot, tapi tidak sampai hilang sama sekali.
  6. Timbul keinginan mempelajari / mengetahui proses dilingkungan.
  7. Memperhatikan kaitan antara proses yang satu dengan proses yang lainnya.
  8. Mengamati situasi lingkungan serta isinya, wujud-wujud materi.
  9. Membeda-bedakan ciptaan antara yang hidup (ada persenyawaan) dengan yang mati (tidak ada persenyawaan).
  10. Memperhatikan hubungan / kaitan antara ciptaan-ciptaan.
    Yang dimaksud dengan lingkungan dan ciptaan-siptaan adalah hal-hal diluar kemampuan pancaindera manusia, yaitu dunia halus.
  1. Setelah mayat sudah mendingin, mulai terlintas bayangan-bayangan garis besar dari perjalanan-perjalanan / pengalaman hidup yang telah berakhir.
  2. Mulai telintas pula secara samar-samar kesadaran-kesadaran (arwah-arwah) yang sedang menerima hukuman / kenikmatan.
  3. Bertambah jelas lagi melihat orang-orang (arwah-arwah) itu sedang mengalami hukuman-hukuman / penderitaan.
  4. Setelah mengerti secara penuh bahwa imbalan adalah wajar, mulai terlihatlah seluruh konsep unsur diri sendiri dalam bentuk garis besar dan tingkat dari susunan imbalan tadi.
  5. Barulah menyusul / mulai pelaksanaan / imbalan-imbalan yang kita harus terima baik yang berbentuk derita (neraka) atau nikmat (sorga).

    Catatan: Orang yang pernah mati suri  (hidup kembali dari kematian) tidak sampai memasuki taraf pelaksanaan imbalan, adapula yang hanya sampai taraf melihat orang-orang (arwah-arwah) yang sedang dihukum (di neraka) atau yang dalam keadaan nikmat (sorga)
     
     Sumber :  http://www.konghucu.com/DAK/DAK_072.html


Mengatasi hal itu, dengan besar hati Buddha pun mengatakan, bahwa ia juga memungkinkan melakukan keliruan :
“betapa sulitnya memperoleh pencerahan,
betapa kecilnya lubang jarum yang harus dilaluinya untuk memperoleh kemenangan.....
Dan masih ada bahwa ia keliru




  AKHIR KATA :
 
 Firman Allah membukakan keadaan orang-orang yang sudah mati. 
Alkitab adalah buku yang paling dibenci oleh Iblis, karena kedoknya ditelanjangi habis-habisan dalam Kitab Suci yaitu di dalam Alkitab
Iblis dan semua roh jahat tidak akan senang kepada anda, apabila anda membaca, merenungkan,memberitakan, mempercayai Alkitab Firman Allah. Anda akan dilawan habis-habisan melalui hal mengantuk, melalui kritik teologi Liberal, melalui antek-antek iblis di dunia ini. Semua orang yang tidak percaya Alkitab adalah Firman Allah adalah mangsa Iblis yang sangat empuk, dan juga semua orang yang membenarkan praktek berhubungan dengan orang mati, juga menjadi mangsa kuasa-kuasa kegelapan. 
Banyak orang menyangka bahwa orang mati masih dapat berhubungan dengan orang hidup di bumi ini atau sebaliknya. 
Dalam Perjanjian Lama ada 2 jenis kematian, yaitu kematian orang saleh seperti Abraham, Ishak dan Yakub ( Bdk Maz 116:15) dan ada juga kematian orang fasik ( Bdk Kej 7:23, Yeh 18:23, Yeh 33:11). Keadaanya berbeda sama sekali.Kondisi keduanya tidak sama.  

Keadaan orang beriman yang mati di dalam Tuhan ada dalam keadaan yang menyenangkan, sementara keadaan orang fasik (orang berdosa) yang mati di luar Tuhan, dalam keadaan yang sangat menyedihkan, tersiksa, menderita berat dalam alam maut. 

Perjanjian baru menyaksikan keadaan orang yang sudah mati sebelum Kristus disalib, dengan sangat jelas dan gamblang. Coba kita baca, renungkan dan uraikan firman Tuhan dalam Luk 16:19-31. Menurut tradisi orang Yahudi, orang yang sudah mati masuk dalam hades yang berarti kerajaan maut.  
Dan kerajaan maut ini juga terbagi dalam dua bagian yaitu tempat siksa orang fasik /Gehena dan tempat bahagia orang saleh/Firdaus
Luk 16:19-31 bukanlah perumpamaan, tapi peristiwa nyata, karena tokoh Abraham dan Musa serta para nabi bukan merupakan legende atau mitos , tetapi merupakan fakta historis yang sangat nyata. Nama Abraham dan Musa tidak hanya dipakai dalam Luk 16:19-31. Nama Abram dipakai dalam 57 ayat, nama Abraham dipakai dalam 233 ayat dan nama Musa dipakai dalam 803 ayat. Jadi ini bukan perumpamaan


Dalam khotbahnya pada hari Pentakosta Petrus menyatakan bahwa Daud tidak naik kesurga karena ketika dia wafat, tetapi tetap beristirahat di kubur. Baca Kisah 2:29, 34. 
Sementara kita masih kita hidup biarlah kita bersiap untuk berjumpa dengan Kristus pada kedatanganNya yang kedua kali. Inilah pengharapan Rasul Paulus. Baca II Timotius 4:6-8. Itu juga boleh menjadi pengharapan kita. 


> Hanya satu jalan untuk memperoleh hidup kekal setelah kebangkitan lalu hidup selama-lamanya, yaitu :

"Barangsiapa yang percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barang siapa yang tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya." 
( Yohanes 3:36 ) 


Kebangkitan Kristus membuat kepastian bahwa seseorang yang tinggal di dalam Kristus akan memperoleh hidup yang kekal.....amin!
( Baca 1 Korintus 15:16-22 )


Tidak ada komentar:

Posting Komentar